04 September 2025

Apa itu Skin Barrier? Ini 7 Ciri Kerusakannya dan Tips Memperbaiki dari Dermatolog

Tahukah kamu asal muasal timbulnya jerawat, kulit kusam, hiperpigmentasi dan lainnya bukan semata-mata karena bakteri, terpapar radikal bebas, ataupun polusi, melainkan akibat rusaknya skin barrier. Ibaratnya dinding, bila tidak dibuat kokoh akan hancur juga. Begitupun kulit yang butuh dirawat dengan cara memperbaiki skin barrier yang rusak agar wajah kembali mulus.

Lantas bagaimana cara memulihkannya? Nah, untuk menghadapinya, kulitmu butuh dirawat dengan benar. Artikel ini akan membantumu mengenali apa itu skin barrier dan fungsinya, ciri-ciri skin barrier rusak hingga bagaimana cara memperbaikinya agar kulit kembali sehat, terhidrasi, dan terlindungi menurut dokter spesialis kulit, kelamin, dan estetika, dr. Annisa Anjani Ramadhan, SpDVE.

Profil Dokter :

dr. Annisa Anjani Ramadhan, Sp.DVE, adalah seorang dokter spesialis kulit dan kelamin yang praktik di RSIA Tambak. Beliau dapat memberikan layanan konsultasi kesehatan kulit dan kelamin.

dr. Annisa Anjani Ramadhan, Sp.DVE, menyelesaikan pendidikan spesialis dermatologi dan venereologi di Universitas Indonesia. Selain itu, beliau juga tergabung dalam organisasi profesi Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI).''

Mengenal Skin Barrier dan Fungsinya dari Ahlinya

Skin barrier adalah lapisan pelindung terluar kulit yang berada di bagian atas epidermis, tepatnya pada lapisan stratum korneum. Secara struktur, lapisan ini menyerupai “bata dan semen” di mana sel-sel kulit mati (corneocyte) berfungsi seperti bata dan lemak alami (CeramideKolesterol, dan Asam Lemak) bertindak sebagai semen yang merekatkannya.

Fungsi utama skin barrier sangat vital, yaitu:

  • Melindungi kulit dari polusi, sinar UV, iritasi, peradangan, dan infeksi.

  • Menahan kehilangan cairan dari dalam kulit.

  • Menjaga kelembapan agar kulit tetap terhidrasi.

  • Menghalangi masuknya zat berbahaya dan sebagian besar obat topikal.

Ketika skin barrier rusak, kulit menjadi lebih rentan mengalami masalah seperti kulit kering, gatal, bersisik, bahkan bisa memicu eksim pada individu rentan. Inilah alasan mengapa menjaga kesehatan skin barrier sangat penting untuk kulit yang sehat dan berfungsi optimal.

Ciri-Ciri Skin Barrier Rusak Menurut Ahli dan Contohnya

Skin barrier yang rusak itu seperti apa? Menurut  dr. Annisa inilah ciri ciri yang wajib kamu ketahui :

1. Kulit Kemerahan atau Mudah Meradang

Salah satu tanda paling umum dari skin barrier yang rusak adalah kemerahan atau inflamasi. Kulit jadi lebih reaktif terhadap faktor eksternal seperti debu, panas, atau bahan aktif skincare. Peradangan ini bisa muncul dalam bentuk bercak merah, iritasi, atau sensasi panas yang tidak biasa, terutama setelah terpapar sinar matahari atau produk tertentu.

2. Terasa Perih atau Terbakar 

Jika kulit terasa perih, menyengat, atau seperti terbakar saat memakai skincare yang sebelumnya aman digunakan, bisa jadi itu tanda bahwa skin barrier kamu sedang rusak. Kondisi ini terjadi karena lapisan pelindung kulit kehilangan kemampuannya untuk menahan zat asing, sehingga bahan aktif dalam skincare lebih mudah menembus dan mengiritasi kulit.

3. Muncul Kerutan di Area Mata disertai Kemerahan

Kulit di area mata termasuk yang paling tipis, sehingga sangat mudah menunjukkan tanda kerusakan skin barrier. Jika muncul kerutan halus yang disertai kemerahan, kondisi ini bisa menandakan kulit kehilangan kelembapan dan mengalami iritasi. Jika mengalami permasalahan di atas berarti fungsi perlindungan alami kulit sedang terganggu, sehingga kulit lebih sensitif terhadap faktor eksternal.

4. Kulit Sangat Kering atau Dehidrasi

Kulit kering terjadi saat kulit kehilangan air terlalu cepat (transepidermal water loss), sehingga menjadi dehidrasi. Beberapa faktor eksternal yang bisa memperparah kondisi ini meliputi cuaca kering, mandi atau mencuci wajah dengan air bersuhu panas, dan kesalahan pemakaian skincare dengan zat aktif tertentu. 

Bila kulit kering disertai tampilan bersisik atau terasa kasar, rasa gatal berlebih, sensasi perih seperti terbakar, sampai kulit mengelupas, sebaiknya mulai lakukan perawatan sesuai anjuran dokter kulit atau mengupayakan gaya hidup sehat.

5. Bruntusan dan Jerawat Muncul Mendadak

Karena kehilangan hidrasi dan menjadi kering, kulit menjadi rentan berjerawat. Munculnya jerawat tidak hanya karena kulit menghasilkan minyak berlebih, menumpuknya sel kulit mati, bakteri, dan kotoran, tetapi juga karena skin barrier yang rusak tidak mampu lagi melindungi kulit dari pemicu iritasi. 

Akibatnya, jerawat dan bruntusan bisa muncul tiba-tiba, bahkan di area yang sebelumnya jarang bermasalah. Untuk merawat kulit berjerawat dan bruntusan basic skincare saja tidak cukup, kamu perlu melakukan peeling untuk mengangkat tuntas sel kulit mati.

6. Sensitif terhadap Produk Skincare Apapun

Ketika skin barrier tidak dalam kondisi optimal, kulit menjadi jauh lebih sensitif bahkan terhadap produk skincare yang ringan sekalipun. Kulit bisa menunjukkan reaksi seperti gatal, kemerahan, perih, atau bahkan mengelupas hanya dalam hitungan menit setelah pemakaian. Hal ini menandakan bahwa perlindungan alami kulit sudah terganggu dan perlu dipulihkan dengan pendekatan yang lebih lembut dan fokus pada hidrasi serta perbaikan skin barrier

Gambar dibawah ini adalah contoh skin barirer yang rusak:

 

Kamu bisa melakukan identifikasi kulit secara visual ataupun dengan berkonsultasi langsung dengan dermatologi.

Penyebab Skin Barrier Rusak

Skin barrier bisa rusak akibat berbagai faktor, baik dari luar maupun dalam tubuh. Beberapa penyebab eksternal antara lain:

  • Lingkungan yang terlalu kering atau basah.

  • Cuaca ekstrem.

  • Paparan radiasi sinar UV  berlebih.

  • Polusi dan alergen.

  • Bahan kimia keras dan sabun atau deterjen bersifat alkali.

  • Kebiasaan mandi air panas.

  • Over exfoliating.

  • Gaya hidup tidak sehat (merokok, pola makan tidak sehat, perawatan yang tidak tepat).

Selain itu, melihat dari sisi internal penyebabnya meliputi:

  • Stres fisik maupun mental.

  • Kurang tidur.

  • Penggunaan obat-obatan seperti steroid.

  • Faktor genetik.

  • Riwayat kondisi kulit seperti dermatitis atopik atau psoriasis.

Cara Memperbaiki Skin Barrier Menurut Dermatolog

Jika kamu merasa kulitmu seperti ciri-ciri di atas, langkah terbaik adalah memulihkan kondisi kulit secara bertahap dan hati-hati. Berikut beberapa saran perawatan dasar yang disarankan oleh dr. Annisa untuk membantu memperbaiki skin barrier:

1. Stop Skincare dengan Efek Eksfoliasi dan Berpotensi Iritasi Sementara Waktu

Prioritaskan perawatan kulit dengan bahan bersifat lembut atau berlabel gentle dan kembali ke basic skincare. Untuk sementara, hentikan pemakaian skincare berbahan aktif retinol, AHA/BHA, vitamin C, dan produk eksfoliasi. Bahan-bahan tersebut bersifat agresif dan bisa memperparah iritasi.

2. Gunakan Gentle Cleanser tanpa SLS & Fragrance

Pilih pembersih wajah dengan formula lembut, bebas SLS (Sodium Lauryl Sulfate) dan tanpa fragrance. Bahaya fragrance sudah kami bahas sebelumnya bersama expert, kamu bisa membacanya di sini. Kandungan seperti SLS dan parfum bisa mengikis minyak alami kulit dan memperburuk kondisi kulit sensitif. Gentle cleanser tanpa kandungan tersebut akan membersihkan tanpa merusak lapisan pelindung kulit yang sedang rapuh.

3. Fokus pada Skincare untuk Memperbaiki Skin Barrier

Gunakan pelembap yang memang dirancang untuk mendukung pemulihan skin barrier. Cari produk dengan kandungan seperti Ceramide (memperkuat lapisan kulit), Hyaluronic Acid (menarik dan mengunci air di dalam kulit), Panthenol (menenangkan), dan Centella Asiatica (mengurangi peradangan). Pemakaian rutin akan membantu mempercepat proses regenerasi kulit.

Baca Juga: 10 Kandungan Skincare untuk Memperbaiki Skin Barrier, Yuk Simak!

4. Gunakan Sunscreen Setiap Hari (minimal SPF 30)

Sinar matahari, terutama sinar UVA dan UVB, dapat memperparah kerusakan skin barrier. Menurut American Academy of Dermatology, paparan UV menyebabkan peradangan, mempercepat penuaan dini, dan memperlambat proses penyembuhan kulit. Oleh karena itu, sunscreen dengan minimal SPF 30 wajib digunakan setiap hari, bahkan saat di dalam ruangan atau saat cuaca mendung. Untuk mengetahui cara menggunakan sunscreen yang tepat bisa lihat tulisan kami sebelumnya disini “Cara Menggunakan Sunscreen untuk Perlindungan UV Optimal

5. Konsisten Minimal 2 sampai 4 Minggu, Hindari Gonta-ganti Produk

Rutinitas yang tidak kalah penting yakni membangun kebiasaan atau konsisten menggunakan produk lembut yang sama selama 2 sampai 4 minggu. Dalam rentang tersebut, kulit akan merespon produk dan beradaptasi memulai regenerasi alami. Jika terlalu sering mengganti produk, skin barrier yang sedang dalam masa pemulihan bisa kembali terganggu dan membuat progres perbaikan jadi lebih lama atau bahkan kembali ke kondisi awal.

Kapan Harus Konsultasi ke Dokter Kulit?

Segera konsultasi jika kemerahan memburuk, kulit terasa panas dan menipis, muncul breakout parah yang tak kunjung membaik dalam 2 minggu, atau terjadi reaksi alergi berat seperti bengkak dan gatal ekstrem.

Skin Barrier yang Sehat seperti Apa?

Kulit yang sehat ditandai dengan memiliki kelembapan yang cukup, terasa halus, bebas kemerahan atau iritasi, serta tidak mudah mengalami jerawat atau bruntusan. Selain itu, warna kulit cenderung merata dan tidak terasa kencang atau gatal setelah mencuci wajah.

Berapa Lama Skin Barrier Pulih Sendiri?

Skin barrier dapat pulih sendiri dengan perawatan yang tepat umumnya membutuhkan waktu 2 sampai 4 minggu. Namun, rentang waktu tersebut dapat berbeda pada setiap individu tergantung tingkat kerusakan dan konsistensi perawatan yang dilakukan.

Jadi, skin barrier yang sehat adalah kunci utama kulit yang lembap, tenang, dan bebas jerawat. Di tengah cuaca yang sering berubah-ubah, penting untuk lebih peka terhadap kondisi kulit dan segera lakukan perawatan jika muncul tanda-tanda kerusakan. Jangan abaikan sinyal yang diberikan kulitmu, rawat dengan lembut, konsisten, dan gunakan produk yang tepat. Jika keluhan berlanjut, konsultasikan ke dokter kulit untuk penanganan lebih lanjut