10 Kesalahan yang Sering Dilakukan Saat Pakai Sunscreen
Sunscreen adalah salah satu produk skincare paling penting untuk menjaga kesehatan dan kecantikan kulit, namun sering kali penggunaannya masih keliru. Banyak orang menganggap cukup menggunakannya saat matahari terik atau hanya saat beraktivitas di luar ruangan, padahal radiasi UV dapat menembus awan dan kaca.
Kesalahan kecil seperti jumlah yang terlalu sedikit, tidak mengaplikasikan ulang, atau mengandalkan SPF dari make up saja bisa membuat perlindungan menjadi tidak maksimal. Artikel ini akan membahas 10 kesalahan umum dalam penggunaan sunscreen yang sering dilakukan, sekaligus tips untuk memperbaikinya agar kulit terlindungi optimal setiap hari.
1. Tidak Menggunakan Sunscreen Setiap Hari
Kesalahan menggunakan sunscreen yang pertama yakni tidak mengaplikasikannya setiap hari. Sebagaimana dijelaskan dalam artikel mengenai UV index, sinar UV (terutama UVA) dapat menembus awan dan kaca. Hal tersebut berarti, meskipun mendung atau berada di dalam ruangan dekat jendela, kulit tetap terpapar radiasi.
Salah satu studi dari The Skin Cancer Foundation menunjukkan 80% penuaan kulit disebabkan oleh paparan sinar UV dan efek kumulatif terjadi bahkan pada paparan ringan harian. Karenanya sunscreen wajib digunakan setiap hari, tidak hanya saat pergi outdoor atau saat panas terik.
2. Menggunakan Terlalu Sedikit Sunscreen
Bila kamu sudah rutin mengaplikasikan sunscreen setiap hari, namun dengan jumlah kurang dari yang disarankan, menurut Food and Drug Administration (FDA) hal tersebut bisa menurunkan proteksi hingga 50% dari nilai SPF tertera.
Dermatolog merekomendasikan untuk pemakaian area wajah setara 2 ruas jari. Jangan lupakan juga pemakaian untuk tubuh dan kulit kepala (menggunakan sunscreen spray). Sunscreen juga dapat diaplikasikan kepada anak-anak sejak usia 6 bulan ke atas. Untuk kulitnya yang masih sensitif, disarankan menggunakan jenis physical sunscreen.
Baca Juga: Rekomendasi Physical Sunscreen Untuk Anak Terbaik dan Aman
3. Tidak Reapply Setelah 2 Jam
Tentu saja, perlindungan sunscreen (bahkan waterproof sunscreen sekalipun) menurun seiring padatnya aktivitas. Faktor seperti keringat, sebum berlebih, gesekan, cuaca panas, kelembapan udara, debu, dan air menjadi alasan mengapa reapply sunscreen dibutuhkan.
American Academy of Dermatology (AAD) merekomendasikan pengaplikasian ulang setiap 2 jam atau lebih cepat jika berenang/berkeringat. Jadi, bukan hanya jumlah pemakaiannya yang harus sesuai aturan, reapply pun perlu dilakukan sebagai kunci mempertahankan proteksi seharian.
4. Tidak Menggunakan Sunscreen Sebelum Makeup
Para perempuan harus tahu bahwa pemakaian sunscreen yang benar dapat mengunci make up lebih lama. Sunscreen terutama dengan formula yang ringan dan cepat meresap dapat berfungsi sebagai primer yang membantu make up menempel lebih baik di kulit. Namun, jika sunscreen diaplikasikan setelah makeup, lapisan pelindung UV tidak akan merata, sehingga proteksinya berkurang drastis.
Selain itu, sunscreen seharusnya menjadi lapisan terakhir dalam rangkaian skincare, tepat sebelum make up. Urutan skincare yang tepat penting karena sunscreen perlu membentuk lapisan protektif di permukaan kulit tanpa terhalang oleh foundation, bedak, atau concealer.
5. Tidak Menunggu Sunscreen Meresap
Terkhusus jenis chemical sunscreen yang mana UV filter baru bekerja setelah 15 menit memerlukan waktu untuk memastikan produk diserap oleh kulit. Jika langsung ditimpa makeup atau terpapar matahari, proteksinya belum maksimal. Langkah penggunaan sunscreen menjadi sia-sia.
Begitupun dengan physical sunscreen. Walaupun filter UV pada jenis sunscreen ini seketika aktif setelah pengaplikasian, tidak ada salahnya memberikan waktu sekitar 2 sampai 3 menit agar sunscreen lebih set pada kulit.
6. Mengandalkan Make Up yang Sudah Mengandung SPF dan PA
Banyak produk make up kini mengklaim memiliki perlindungan broad spectrum, namun dosis SPF dan PA di dalamnya umumnya terlalu rendah untuk diandalkan. Penggunaan foundation, bedak, atau bahkan tinted sunscreen dalam lapisan tipis justru membuat proteksinya jauh berkurang.
Menurut penelitian dari Journal of the American Academy of Dermatology (JAAD), make up dengan SPF hanya memberikan sekitar 20 hingga 25% perlindungan dari angka yang tertera pada label jika diaplikasikan tipis. Artinya, SPF pada makeup sebaiknya dianggap sebagai pelengkap, bukan sebagai pengganti sunscreen.
7. Tidak Meratakan ke Seluruh Area Wajah dan Leher
Kesalahan menggunakan sunscreen berikutnya ialah pengaplikasiannya yang tidak merata. Bagian seperti telinga, garis rambut, kelopak mata, dan leher sering terlewat, padahal rentan terkena UV. British Journal of Dermatology mencatat area yang sering terlewat justru menjadi lokasi umum munculnya kanker kulit.
Untuk perlindungan optimal, jangan lupa juga bagian tubuh lain yang terpapar matahari, seperti punggung tangan atau bagian atas kaki. Perlindungan menyeluruh ini penting karena paparan UV yang tidak merata dapat meninggalkan sunspot dan mempercepat tanda penuaan kulit.
8. Tidak Memperhatikan Jenis Sunscreen
Menggunakan sunscreen yang sesuai dengan jenis kulit sama halnya dengan memberikan kenyamanan untukmu selama pemakaian. Setiap jenis kulit membutuhkan formula sunscreen yang berbeda. Jika kulitmu sensitif, formula mineral berbahan Zinc Oxide atau Titanium Dioxide biasanya lebih aman karena bekerja di permukaan kulit dan minim risiko iritasi. Sebaliknya, kulit berminyak mungkin lebih nyaman dengan sunscreen bertekstur gel atau water-based yang ringan dan tidak lengket. Untuk lebih memahami jenis-jenis sunscreen, kenali perbedaan dan ketiga jenisnya di sini.
9. Menggunakan Produk yang Sudah Kedaluwarsa
Sunscreen kedaluwarsa bisa kehilangan efektivitasnya karena degradasi bahan aktif akibat cahaya, panas, atau waktu. FDA menyatakan sunscreen biasanya hanya efektif hingga 3 tahun dari tanggal produksi dan setelah itu kandungan aktif bisa menurun drastis.
Penggunaan sunscreen yang sudah kedaluwarsa berisiko membuat kulit tidak terlindungi secara optimal dari sinar UVA dan UVB, sehingga potensi sunburn, penuaan dini, bahkan kanker kulit meningkat. Selain itu, formula yang rusak bisa berubah tekstur, bau, atau warna, yang menandakan adanya oksidasi atau kontaminasi. Untuk memastikan perlindungan tetap maksimal, selalu periksa tanggal kedaluwarsa pada kemasan dan simpan sunscreen di tempat sejuk, terhindar dari sinar matahari langsung. Jika teksturnya sudah berubah, sebaiknya segera ganti dengan produk baru yang terjamin kualitasnya.
10. Tidak Memilih Sunscreen Sesuai Jenis Kulit
Memilih sunscreen yang sesuai jenis kulit bukan hanya soal kenyamanan, tapi juga efektivitas perlindungan. Misalnya, kulit berminyak lebih cocok dengan sunscreen bertekstur gel atau water-based yang ringan dan tidak menyumbat pori, sementara kulit kering memerlukan formula dengan tambahan bahan pelembap seperti Hyaluronic Acid atau Glycerin. Untuk kulit sensitif, pilih sunscreen dengan formula Hypoallergenic, bebas pewangi, dan menggunakan filter mineral seperti Zinc Oxide atau Titanium Dioxide. Dengan formula yang tepat, pengguna cenderung lebih konsisten mengaplikasikan sunscreen setiap hari, sehingga manfaat perlindungan UV bisa optimal.
Rekomendasi Sunscreen ANESSA untuk Perlindungan Optimal Seluruh Jenis Kulit
Memilih sunscreen yang tepat sering menjadi tantangan, terutama jika kulit cenderung sensitif, berminyak, atau mudah kering. Padahal, formula yang sesuai jenis kulit tidak hanya membuat pemakaian terasa nyaman, tetapi juga meningkatkan konsistensi penggunaan sehari-hari. ANESSA memahami bahwa perlindungan optimal harus berjalan seiring dengan kenyamanan, sehingga menghadirkan rangkaian sunscreen hybrid yang menggabungkan perlindungan fisik dan kimia untuk perlindungan UVA dan UVB yang menyeluruh.
Selama lebih dari 22 tahun menjadi brand sunscreen nomor satu di Asia, ANESSA terus berinovasi, salah satunya melalui Auto Booster Technology yang justru membuat perlindungan UV semakin aktif saat terpapar panas, kelembapan, air, dan keringat. Menariknya, seluruh sunscreen ANESSA juga mengandung hingga 50% skincare, sehingga selain melindungi dari sinar matahari, formulanya sekaligus merawat kulit secara intensif.
Berikut rekomendasi produk ANESSA yang bisa menjadi solusi sesuai kebutuhan dan tipe kulit kamu:
-
ANESSA Perfect UV Sunscreen Skincare Milk SPF50+ PA++++, cocok untuk kulit normal berminyak dengan hasil matte, tahan gesekan, dan melembapkan hingga 8 jam.
-
ANESSA Perfect UV Sunscreen Skincare Gel SPF50+ PA++++, ideal untuk kulit kering, hasil dewy, lembap hingga 12 jam, dan memberi efek fresh.
-
ANESSA Perfect UV Sunscreen Skincare Spray SPF50+ PA++++, praktis untuk semua jenis kulit, termasuk tubuh dan kulit kepala, dengan ketahanan air hingga 80 menit.
-
ANESSA Brightening UV Sunscreen Gel SPF50+ PA++++, untuk kulit kering kusam dengan m-Tranexamic Acid untuk menyamarkan flek hitam dalam 4 minggu.
-
ANESSA Perfect UV Sunscreen Mild Milk SPF50+ PA++++, solusi untuk kulit sensitif berminyak, bebas bahan kimia, hypoallergenic, aman untuk ibu hamil dan anak >6 bulan.
-
ANESSA Mineral UV Sunscreen Mild Gel SPF35 PA+++, gel ringan untuk kulit sensitif kering, tanpa alkohol dan pewangi, hasil natural glow.
-
ANESSA Day Cream SPF50+ PA++++, krim multifungsi dengan anti aging, pelembap, tone-up, dan perlindungan UV, dilengkapi Sun Dual Care Technology yang mengubah sinar matahari menjadi manfaat untuk kulit.
Dengan memilih sunscreen sesuai kebutuhan kulit, kamu bisa terhindar dari kesalahan umum dalam pemakaian sunscreen sekaligus mendapatkan hasil perlindungan dan perawatan kulit yang maksimal.
Jadi, menggunakan sunscreen dengan cara yang benar sama pentingnya dengan memilih produk yang tepat. Perlindungan terhadap sinar UVA dan UVB bukan hanya soal mencegah kulit gosong, tetapi juga melindungi dari penuaan dini, hiperpigmentasi, dan risiko kanker kulit. Hindari kesalahan-kesalahan yang telah dibahas di atas agar manfaat sunscreen benar-benar dirasakan. Ingat, sunscreen adalah investasi jangka panjang untuk kesehatan kulit.