8+ Ciri-Ciri Skincare Tidak Cocok di Kulit dan Cara Mengatasinya Menurut Dermatologist
Banyak orang berpikir bahwa semakin mahal suatu produk skincare, maka semakin cocok dan aman untuk kulit mereka. Padahal, faktanya tidak selalu begitu. Setiap orang memiliki kondisi dan kebutuhan kulit yang berbeda. Skincare dengan harga tinggi, formula populer, atau viral di media sosial sekalipun tetap berpotensi menimbulkan masalah jika tidak sesuai dengan kondisi kulitmu.
Seringkali, kita terlalu fokus pada klaim produk atau review positif tanpa benar-benar memahami apa yang dibutuhkan oleh kulit sendiri. Akibatnya, muncul reaksi seperti jerawat mendadak, kulit terasa perih, kemerahan, atau malah semakin kusam. Ini adalah ciri-ciri penting bahwa skincare yang dipakai mungkin tidak cocok atau bahkan bisa memperburuk kondisi skin barrier.
Melalui artikel ini, kita akan membahas lebih dalam tentang tanda-tanda skincare tidak cocok menurut dr. Erlian Dimas Anggraini, SpDVE, mulai dari reaksi ringan hingga yang perlu penanganan medis. Penting untuk memahami sinyal-sinyal ini lebih awal agar kamu bisa mencegah efek yang lebih serius dan tahu kapan harus berhenti menggunakan produk tertentu.
Profil Dokter :
“dr. Erlian Dimas Anggraini, SpDVE adalah seorang dokter spesialis kulit, kelamin, dan estetika yang praktik di RS Hermina dan RS Pelabuhan Palembang. Beliau dapat memberikan layanan konsultasi kesehatan kulit dan kelamin.
dr. Erlian, telah menamatkan pendidikan kedokteran umum Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati (2012) dan pendidikan Spesialisnya di Universitas Hasanuddin (2020).”
1. Kemerahan dan Kulit Terasa Panas
Rasa perih, terbakar, dan iritasi, merupakan tanda sensitivitas kulit meningkat dan skin barrier sedang tak baik-baik saja. Hal ini bisa dipicu pemakaian bahan aktif eksfoliasi atau zat aktif yang seharusnya tidak digunakan bersamaan. Walaupun sebagian skincare menimbulkan reaksi tertarik atau sensasi cekat cekit, penting untuk dipahami perbedaan reaksi negatif dan positifnya.
Sensasi seperti kesemutan ringan atau sedikit tertarik bisa jadi reaksi positif, terutama saat kamu mulai menggunakan produk dengan bahan aktif seperti Retinol atau AHA/BHA. Reaksi ini biasanya berlangsung sebentar dan membaik seiring waktu. Tapi kalau kulit terasa panas, memerah, gatal, atau malah muncul ruam dan rasa terbakar yang tak kunjung reda, itu sudah masuk kategori reaksi negatif. Artinya, kulitmu menolak kandungan tertentu dalam produk tersebut dan ini bisa jadi sinyal kuat bahwa skincare itu tidak cocok untukmu.
Sebaiknya segera hentikan pemakaian produk yang dicurigai menjadi penyebabnya. Fokus dulu pada pemulihan skin barrier dengan menggunakan skincare yang sifatnya menenangkan dan melembapkan, seperti produk yang mengandung Centella Asiatica, Aloe Vera, Panthenol, atau Ceramide.
2. Gatal Berlebihan
Rasa gatal menandakan tingkat sensitivitas yang lebih ekstrim. Bentuknya persis seperti bentol-bentol merah dan biasanya disebabkan karena alergi terhadap produk skincare maupun kosmetik yang tidak cocok. Cara meredakannya dengan mengompres air dingin lalu oleskan krim hidrokortison, namun sebaiknya penggunaan krim ini dikonsultasikan dengan dokter kulit terlebih dahulu.
3. Kulit Terasa Kencang
Pernah merasa kulit menjadi tertarik, kaku atau kencang, selepas mencuci wajah? Bisa jadi karena pembersih wajahmu mengandung terlalu banyak surfaktan sehingga mengangkat minyak pelindung alami kulit. Jenis facial wash seperti ini dapat menyebabkan dehidrasi, iritasi, kekeringan, pori-pori besar, dan kerutan.
Untuk mengatasinya, beralihlah ke pembersih wajah dengan kandungan lembut (gentle facial wash). Jenis pembersih ini membantu menyeimbangkan kembali pH kulit dan umumnya mengandung sedikit surfaktan.
4. Jerawat Breakout
Kalau biasanya kulitmu bersih dan jarang berjerawat tetapi setelah mencoba produk skincare baru justru tiba-tiba muncul jerawat breakout, sinyal ini bisa menjadi ciri-ciri skincare tidak cocok. Namun, jangan terburu-buru menyalahkan produk, karena kemunculan jerawat bisa jadi tanda kulit sedang beradaptasi dengan bahan aktif dalam produk baru. Lalu, bagaimana memastikan jerawat yang muncul merupakan sinyal positif atau negatif?
Cobalah untuk memberi waktu dua sampai tiga minggu bagi kulit untuk menyesuaikan diri dengan rutinitas baru. Lalu, evaluasi setiap produk secara perlahan. Sabar adalah kuncinya, karena mungkin dibutuhkan waktu hingga kamu benar-benar tahu apakah jerawat yang muncul merupakan reaksi positif berupa purging atau justru tanda kulit menolak.
Kalau jerawat terus bermunculan, makin meradang, atau muncul di area yang sebelumnya tidak pernah berjerawat (seperti pipi luar, rahang, atau dahi), besar kemungkinan itu adalah breakout, bukan purging. Segera hentikan penggunaan produk yang jadi pemicu dan kembali ke rutinitas basic skincare: gentle facial wash, pelembap non-comedogenic, dan sunscreen.
“Purging merupakan suatu reaksi pembersihan kulit hasil penggunaan zat exfoliasi. Umumnya berlangsung selama 4 sampai 12 minggu atau tergantung efek krimnya bekerja. Sementara breakout merupakan tanda ketidakcocokan kulit terhadap skincare yang digunakan. Tidak disarankan selama breakout menggunakan serum yang dijual bebas, sebaiknya fokus pengobatan dengan basic skincare dan resep dari dokter terlebih dahulu”.
5. Kulit Kering & Mengelupas
Pemakaian produk yang tidak sesuai justru bisa memperparah kondisi kulit yang sudah bermasalah, baik itu kulit kering maupun berminyak. Misalnya, jika kamu memiliki tipe kulit yang cenderung kering dan terasa kencang, penggunaan berlebihan skincare yang mengandung asam dapat membuat kulit semakin rusak. Saat lapisan pelindung alami kulit terkikis akibat terlalu sering memakai produk yang keras, seperti sabun pembersih yang terlalu banyak menghasilkan busa, kulit jadi lebih rentan dan mudah perih saat diberikan produk lain.
Meskipun kulit kering mungkin hal normal, tetapi jika mulai terasa kasar dan sampai mengelupas, bisa jadi hal tersebut merupakan tanda kamu terlalu sering menggunakan skincare berbahan asam. Karenanya, penting untuk memahami bahan aktif mana saja yang sebaiknya tidak digunakan bersamaan atau dilayer dalam satu rutinitas.
Solusinya, segera hentikan dulu penggunaan produk dengan kandungan aktif yang sifatnya keras seperti AHA, BHA, atau Retinol hingga kondisi kulit membaik. Fokuslah pada pemulihan skin barrier dengan menggunakan produk-produk yang bersifat hydrating dan menenangkan.
Baca Juga: 10 Cara Mengatasi Kulit Wajah Kering Agar Tetap Sehat dan Kenyal
6. Bruntusan Terus-menerus
Bruntusan yang tidak kunjung hilang atau malah semakin parah setelah menggunakan produk skincare baru, bisa menjadi sinyal bahwa kulitmu tidak cocok dengan kandungan di dalamnya. Reaksi ini biasanya muncul dalam bentuk benjolan kecil yang terasa kasar saat diraba, dan sering kali disertai rasa gatal atau perih.
Berbeda dengan purging sebagai reaksi positif dari skincare yang berhasil, bruntusan cenderung menetap dan menyebar ke area yang tidak biasa, misal pipi atau garis rahang. Kandungan seperti fragrance, alkohol, atau essential oil dalam produk skincare bisa menjadi penyebab umum bruntusan, terutama jika kamu memiliki kulit sensitif, maka sebaiknya hentikan pemakaian.
7. Bengkak atau Ruam
Munculnya ruam pada kulit bisa dipicu oleh kandungan seperti pengawet, pewangi sintetis, atau bahan akrilat dalam produk skincare dan kosmetik. Untuk mempercepat pemulihan, sebaiknya hentikan penggunaan produk pemicu dan pilih produk yang lebih lembut, serta berlabel hipoalergenik. Jika area ruam terasa gatal, tahan keinginan untuk menggaruknya dan hindari melakukan eksfoliasi sampai kulit benar-benar kembali pulih.
8. Perubahan Warna Kulit Menjadi Gelap
Bintik-bintik coklat atau hiperpigmentasi sering kali muncul akibat paparan sinar matahari jangka panjang. Solusinya adalah dengan menggunakan sunscreen secara rutin untuk mencegah tanda-tanda penuaan ini. Namun, kalau kamu sudah memakai sunscreen dan bintik tetap bermunculan, bisa jadi masalahnya ada pada formula produk sunscreen yang kurang efektif.
Apabila kamu mengalami flek coklat dan warna kulit yang tidak merata, pertimbangkan untuk menggunakan tabir surya dengan perlindungan spektrum luas. Pilih SPF minimal 30 yang mengandung Zinc Oxide atau Titanium Dioxide untuk perlindungan lebih optimal terhadap sinar UVA dan UVB.
9. Kulit Menjadi Berminyak
Memiliki kulit berminyak memang normal, tetapi bila produksi minyak terasa berlebihan, bisa jadi hal itu disebabkan oleh formula produk skincare yang kurang cocok. Kulit kita secara alami menghasilkan sebum sebagai pelindung, dan saat kulit terasa terlalu kering, kelenjar minyak akan bekerja ekstra untuk mengimbanginya. Namun, jika berlebihan, minyak ini bisa menyumbat pori dan memicu jerawat.
Untuk menanganinya, gunakan produk yang melembapkan tanpa memberi tambahan minyak, seperti yang mengandung Hyaluronic Acid. Kamu juga bisa rutin memakai masker arang seminggu sekali untuk membantu mengurangi minyak berlebih di wajah.
Tips Mencegah Skincare Tidak Cocok di Kulit
Sebelum memutuskan membeli atau mencoba skincare baru, penting untuk diketahui bahwa reaksi tidak cocok bisa dicegah. Beberapa langkah sederhana ini dapat menghindarkanmu dari breakout, iritasi, atau kerusakan skin barrier:
1. Mulai dari Produk Basic Skincare
Jika kamu baru memulai rutinitas skincare atau mencoba brand baru, sebaiknya awali dengan basic skincare dulu seperti facial wash, moisturizer, dan sunscreen. Pastikan memilih gentle facial wash atau pada labelnya terdapat klaim pH balance, water based moisturizer agar terasa ringan dan minim iritasi, dan sunscreen broad spectrum sesuai jenis kulit dengan minimal SPF 30 dan PA+++. Rutinitas dasar dengan produk minimal bisa membantu kulit tetap sehat dan memudahkan dalam mengidentifikasi jika ada reaksi negatif terhadap satu produk.
2. Hindari Mencoba Banyak Produk Baru Sekaligus
Memperkenalkan terlalu banyak produk baru dalam waktu bersamaan akan menyulitkanmu mengidentifikasi produk mana yang mungkin memicu reaksi negatif seperti jerawat atau kemerahan. Seperti sebelumnya dijelaskan, beri jeda dua sampai tiga minggu per produk agar kulit bisa beradaptasi dan kamu dapat mengevaluasi efeknya secara lebih akurat.
3. Lakukan Patch Test Sebelum Penggunaan Penuh
Patch test merupakan cara untuk mengetahui adanya reaksi alergi atau iritasi pada kulit. Sederhananya cara ini dilakukan untuk menguji kecocokan zat aktif pada produk skincare ke area kulit tipis dan sensitif seperti belakang telinga, sisi leher, atau lipatan dalam lengan bawah, lalu amati reaksi kulit dalam 24 hingga 72 jam.
Apabila muncul tanda-tanda iritasi, hal tersebut bisa menjadi ciri-ciri skincare tidak cocok untuk kulitmu. Patch test ini membantu menghindari iritasi parah di wajah yang lebih sensitif dan terekspos.
4. Pilih Produk dengan Label Aman
Perhatikan klaim seperti “non-comedogenic”, “hypoallergenic”, “fragrance-free”, atau “dermatologically tested”. Produk dengan klaim ini cenderung lebih aman digunakan, terutama untuk kulit sensitif atau berjerawat karena lebih minim kemungkinannya menyumbat pori-pori, sehingga dapat mencegah breakout.
“Produk-produk dengan klaim hypoallergenic dan non-comedogenic diharapkan aman untuk acne. Namun, kembali lagi efek dan reaksi setiap kulit berbeda karena kulit setiap individu itu unik. Produk dikatakan aman apabila selama patch test tidak menimbulkan reaksi negatif”.
5. Perhatikan Urutan Pemakaian Skincare
Hal yang paling mendasar dari semua tips di atas ialah mengetahui terlebih dahulu urutan skincare pagi dan malam yang benar, karena salah urutan pemakaian bisa membuat skincare tidak bekerja optimal.
Secara umum, skincare digunakan dari tekstur paling ringan ke yang paling berat. Untuk pagi hari, dimulai dari facial wash, toner dan serum apabila diperlukan, pelembap, lalu sunscreen. Sementara di malam hari, bisa ditambah dengan produk eksfoliasi atau Retinol yang digunakan cukup sekali seminggu, namun tetap digunakan setelah toner dan sebelum pelembap.
6. Kenali Jenis Kulitmu dan Kebutuhan Dasarnya
Setiap jenis kulit memiliki kebutuhan berbeda. Misalnya, kulit berminyak sebaiknya menghindari pelembap berbahan dasar minyak, sedangkan kulit kering butuh formula yang lebih emollient. Dengan memilih produk yang sesuai dengan tipe kulit dapat secara signifikan menurunkan risiko reaksi negatif.
Berapa Lama Tahu Skincare Cocok atau Tidak?
Perubahan kulit akibat penggunaan skincare biasanya mulai terlihat setelah sekitar 28 hari, seiring dengan siklus pembentukan sel kulit baru. Dalam kurun waktu hingga empat bulan menjalankan rutinitas secara konsisten, kamu akan merasakan perbedaan yang nyata.
Kapan Efek Skincare Terlihat?
Umumnya efek dari penggunaan skincare mulai terlihat setelah 4 hingga 6 minggu pemakaian teratur. Namun, hasil yang muncul bisa berbeda-beda tergantung pada jenis produk dan kondisi kulit masing-masing. Misalnya, pelembap bisa menunjukkan hasil cukup dalam 1 sampai 2 minggu, sedangkan produk seperti serum pencerah atau anti-aging mungkin membutuhkan waktu lebih lama untuk menunjukkan dampaknya.
Apa Ciri-ciri Alergi Skincare?
Tanda-tanda kulit mengalami alergi terhadap produk skincare bisa dikenali dari gejala seperti kemerahan, gatal, muncul ruam, sensasi panas atau terbakar, kulit mengelupas, serta munculnya jerawat atau bruntusan yang tidak biasa. Dalam beberapa kasus, reaksi alergi juga bisa menyebabkan pembengkakan di area wajah, seperti mata, bibir, atau seluruh wajah.
Sampai sini, jelas sudah ya bahwa memahami ciri-ciri skincare tidak cocok di kulit sangat penting agar kamu bisa mengambil tindakan lebih cepat sebelum kerusakan kulit makin parah. Mulai dari kemerahan, gatal, hingga bruntusan yang menetap, semua bisa menjadi sinyal bahwa produk yang digunakan tidak sesuai dengan kebutuhan kulitmu.
Dengan mengetahui tanda-tandanya serta menerapkan tips pencegahan seperti patch test dan memilih produk sesuai jenis kulit, kamu bisa membangun rutinitas skincare yang lebih aman dan efektif. Ingat, kulit sehat bukan soal cepat, tapi soal konsistensi dan kecermatan dalam merawatnya. Jika gejala kulit semakin parah, segera konsultasi ke dokter spesialis kulit untuk penanganan yang tepat.