Kenapa Pakai Sunscreen jadi Bruntusan? Ini Tips dari Dermatolog!
Banyak orang semangat menggunakan sunscreen karena sadar betapa pentingnya perlindungan dari sinar UV. Namun, sebagian justru mengalami masalah baru setelah rutin memakainya yakni munculnya bruntusan di wajah. Kondisi ini sering bikin bingung, karena niat hati ingin merawat kulit, tapi hasilnya malah memicu ketidaknyamanan.
Sebuah penelitian tahun 2016 menunjukkan bahwa penurunan elastisitas kulit dapat menyebabkan pori-pori membesar, terutama di area hidung yang membuatnya lebih mudah tersumbat. Kerusakan akibat sinar matahari juga berperan dalam mengurangi elastisitas kulit. Inilah mengapa penggunaan sunscreen tetap menjadi keharusan setiap kali seseorang beraktivitas di luar ruangan, meski kadang menimbulkan efek samping seperti bruntusan.
Pada pembahasan kali ini bersama dr. Erlian Dimas Anggraini, Sp.DVE yang akan mengupas lebih dalam penyebab munculnya bruntusan akibat sunscreen sekaligus solusi praktis menurut dermatolog agar kamu tetap bisa melindungi kulit tanpa khawatir masalah baru.
Profil Dokter:
“dr. Erlian Dimas Anggraini, Sp.DVE adalah seorang dokter spesialis kulit, kelamin, dan estetika yang praktik di RS Hermina dan RS Pelabuhan Palembang. Beliau dapat memberikan layanan konsultasi kesehatan kulit dan kelamin.
dr. Erlian, telah menamatkan pendidikan kedokteran umum Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati (2012) dan pendidikan Spesialisnya di Universitas Hasanuddin (2020).”
Penyebab Pakai Sunscreen Jadi Bruntusan Menurut Dermatologis
Potensi sunscreen yang menyebabkan terjadinya bruntusan tergantung dari beberapa faktor berikut, antara lain:
1. Jenis dan Reaksi Kulit
Individu dengan kulit berminyak atau rentan berjerawat lebih sensitif terhadap bahan tertentu dalam sunscreen, sehingga lebih berisiko mengalami masalah seperti pori-pori tersumbat yang menjadi cikal bakal dari bruntusan, komedo, dan jerawat.
Setiap jenis kulit punya respon yang berbeda terhadap bahan aktif maupun tekstur sunscreen. Misalnya, kulit sensitif lebih mudah bereaksi dengan kandungan kimia tertentu, sementara kulit berminyak cenderung tidak cocok dengan sunscreen bertekstur tebal atau berminyak.
2. Komposisi Tertentu Bisa Menyumbat Pori-pori
Beberapa produk sunscreen mengandung minyak, lilin, atau bahan yang berat sehingga mudah menyumbat pori-pori, terutama bagi pemilik kulit berminyak. Misalnya, sunscreen dengan kandungan mineral oil, Petrolatum, dan Isopropyl Myristate lebih berisiko menyebabkan pori-pori tersumbat sehingga menyebabkan bruntusan.
3. Kandungan yang Tidak Cocok dengan Tipe Kulit
Jenis kulit berminyak dan sensitif yang masih menggunakan sunscreen chemical sebaiknya mulai mempertimbangkan untuk beralih ke jenis sunscreen lainnya. Sunscreen kimia biasanya mengandung Octisalate, Avobenzone, Oxybenzone, dan Octinoxate, meskipun efektif mencegah kerusakan akibat sinar matahari, bahan kimia ini cenderung meresap ke dalam kulit dan dapat menimbulkan iritasi serta menyumbat pori-pori, sehingga memicu breakout.
Begitu juga sunscreen berbasis alkohol, karena dapat mengurangi minyak alami kulit, menyebabkan iritasi, dan memicu produksi minyak berlebih yang akhirnya menyumbat pori-pori serta menimbulkan bruntusan hingga jerawat. Selain itu, hindari sunscreen mengandung fragrance (pewangi). Kandungan semacam ini berpotensi membuat kulit lebih rentan terhadap kerusakan akibat sinar matahari. Untuk meminimalkan risiko iritasi, terutama bila kulitmu sangat sensitif, pilihlah sunscreen yang fragrance-free.
Baca Juga: 31 Kandungan Comedogenic pada Sunscreen yang Menyumbat Pori-pori
4. Formula Sunscreen Terlalu Berat
Sunscreen dengan tekstur kental seperti cream atau lotion pekat cenderung lebih lama diserap kulit dan bisa menutup permukaan pori-pori, sehingga meningkatkan risiko bruntusan. Tekstur yang berat ini juga sering meninggalkan rasa lengket di kulit, membuat debu dan kotoran lebih mudah menempel. Sebaliknya, sunscreen berbasis air atau gel memiliki tekstur ringan, cepat meresap, dan lebih nyaman dipakai sehari-hari, terutama untuk kulit berminyak atau kombinasi.
5. Reapply Sunscreen yang Salah
Mengaplikasikan ulang sunscreen memang penting untuk menjaga perlindungan kulit dari sinar UV. Namun, jika dilakukan dengan cara yang kurang tepat, misalnya menimpa lapisan sunscreen lama yang sudah bercampur keringat, minyak, atau debu tanpa membersihkan wajah terlebih dahulu, maka risiko pori-pori tersumbat akan meningkat.
Kebiasaan inilah yang bisa memicu timbulnya bruntusan atau jerawat kecil-kecil di wajah. Untuk mengurangi risiko ini, sebaiknya gunakan tisu atau oil blotting paper sebelum reapply lalu pilih sunscreen spray sebagai opsi yang lebih ringan.
6. Tidak Membersihkan Sunscreen dengan Benar
Setelah penggunaan, tidak membersihkan sunscreen secara menyeluruh juga bisa menyebabkan pori-pori tersumbat menjadikan wajah berisiko bruntusan. Selalu lakukan double cleansing, pembersihan pertama untuk mengangkat sunscreen, makeup, dan kotoran harian, lalu pembersihan kedua untuk benar-benar membersihkan pori-pori menggunakan sabun khusus wajah berformula ringan (gentle).
Ciri-Ciri Bruntusan karena Sunscreen
Bruntusan akibat sunscreen umumnya memiliki ciri khas yang berbeda dengan jerawat biasa. Mengenali tanda-tandanya bisa membantu kamu lebih cepat mengambil langkah penanganan yang tepat:
-
Muncul bintik kecil menyerupai jerawat pasir, biasanya di area T-zone (dahi, hidung, dagu) atau pipi.
-
Tidak meradang sebesar jerawat, tapi terasa kasar saat diraba.
-
Reaksinya muncul beberapa jam hingga beberapa hari setelah pemakaian awal sunscreen.
-
Umumnya terasa gatal ringan atau perih saat terkena keringat.
-
Lebih sering terjadi bila menggunakan sunscreen dengan formula berat, berminyak, atau tidak sesuai tipe kulit.
Cara Mengatasi Bruntusan Karena Sunscreen dari dr. Erlian Dimas Anggraini, Sp.DVE
Jika sudah muncul bruntusan, jangan langsung berhenti pakai sunscreen. Ingat, perlindungan kulit dari sinar UV tetap penting. Yang perlu dilakukan adalah menyesuaikan produk sunscreen untuk kulit bruntusan dan cara pemakaiannya agar tidak memperparah kondisi kulit. Atasi dengan mengikuti beberapa langkah berikut:
-
Pilih sunscreen sesuai tipe kulit (misalnya gel atau water-based untuk kulit berminyak, cream untuk kulit kering).
-
Cari label non-comedogenic, dermatologically tested, atau for sensitive skin agar lebih aman.
-
Lakukan patch test di bagian kulit kecil sebelum pemakaian rutin untuk melihat ada reaksi atau tidak.
-
Pastikan selalu melakukan double cleansing setelah pemakaian sunscreen.
-
Hindari menggosok wajah terlalu keras karena bisa memperparah iritasi.
-
Kurangi pemakaian produk skincare lain yang terlalu banyak komposisi kimia atau pemakaian berlapis-lapis (layering) ketika kulit sedang bruntusan.
-
Jika bruntusan semakin parah atau tak kunjung membaik, segera konsultasikan ke dermatolog untuk memastikannya bukan alergi.
Jadi, bruntusan akibat penggunaan sunscreen memang bisa bikin tidak nyaman, tapi bukan berarti kamu harus berhenti melindungi kulit dari paparan sinar UV. Kuncinya ada pada pemilihan produk yang tepat sesuai tipe kulit, cara pemakaian yang benar, serta rutinitas pembersihan wajah yang optimal. Dengan begitu, manfaat sunscreen tetap bisa dirasakan tanpa harus khawatir menimbulkan masalah kulit baru. Jika bruntusan tidak membaik, segera konsultasikan ke dermatolog untuk solusi sesuai kebutuhan kulit