31 May 2022

9 Mitos Tentang Sunscreen vs Fakta Sebenarnya

Banyaknya mitos seputar sunscreen dan sinar UV tentu mewajibkan kamu memperbanyak pengetahuan seputar sinar UV dan cara mencegahnya dengan sunscreen. Sebab, pengetahuan yang salah tentu bisa saja menyebabkan perlindungan UV kamu menjadi tidak optimal dan meningkatnya risiko dampak UV pada kulit. 

Ini dia 9 mitos tentang sunscreen lengkap dengan faktanya yang wajib kamu tau!

 

Kulit Gelap Tak Perlu Menggunakan Sunscreen

Salah satu mitos sunscreen yang paling banyak dipercaya adalah orang yang memiliki tona warna gelap tidak perlu menggunakan sunscreen. Hal ini dikarenakan kulit gelap memiliki lebih banyak melanin sehingga dapat mengurangi dampak buruk dari paparan sinar UV. 
Faktanya, penelitian yang dipublikasikan pada Journal of American Academy of Dermatology menyatakan bahwa seluruh orang apapun warna kulitnya, gelap atau terang, tetap diwajibkan menggunakan sunscreen karena dampak dari sinar UV tetap bisa dirasakan meskipun kulit berwarna gelap. Mulai dari risiko penuaan dini, rusaknya skin barrier, hingga meningkatnya risiko kanker kulit, semua sama-sama dapat dirasakan setiap orang yang tidak rutin menggunakan sunscreen.

Pakai Sunscreen Cukup Sekali Saja

Pernah mengaplikasikan sunscreen di pagi hari dan tidak pernah reapply setiap dua jam sekali? Hal ini banyak dilakukan oleh sebagian orang, yang mempercayai perlindungan UV dari sunscreen yang dikenakan akan bertahan sepanjang hari. 
Faktanya, seiring berjalannya hari, terdapat banyak faktor perlindungan sunscreen yang kita gunakan berkurang mulai dari kulit yang berkeringat, bergesekan dengan berbagai permukaan benda, hingga terpapar panas dan kelembapan yang dapat menghapus sunscreen secara tidak sadar. Oleh karena itu, para dermatologis tetap menganjurkan untuk reapply sunscreen setiap 2-3 jam sekali ketika beraktivitas normal dan 80 menit sekali untuk aktivitas air untuk menjaga perlindungan UV dari sunscreen yang digunakan tetap kuat.

Semakin Tinggi SPF, Semakin Tinggi Perlindungannya 

Pernah menemukan berbagai sunscreen dengan beragam angka SPF? Mulai dari SPF 15, SPF 30, hingga SPF 50 dan SPF 100, angka-angka SPF ini menunjukkan seberapa kuat perlindungan sinar UVB yang diberikan oleh sunscreen kamu. Lengkapnya seperti ini: 

  • Sunscreen dengan angka SPF 30 akan melindungi kulit selama 300 menit sebelum kulit terbakar akibat sinar UVB
  • Sunscreen dengan angka SPF 50 akan melindungi kulit selama 500 menit sebelum kulit terbakar akibat sinar UVB
  • Sunscreen dengan angka SPF 100 akan melindungi kulit selama 1000 menit sebelum kulit terbakar akibat sinar UVB

Setelah membaca detail perlindungan pada angka SPF di atas, mungkin kamu setuju bahwa semakin tinggi SPF, maka semakin tinggi perlindungannya, bukan? 

Faktanya, menurut para dermatologis, sunscreen dengan angka SPF 100 hanya memberikan perlindungan sedikit lebih baik daripada sunscreen dengan angka SPF 50. Pada sebuah penelitian, ditemukan bahwa SPF 50 bisa menyaring hingga 98% photons (satuan sinar UV) yang masuk ke dalam kulit, sedangkan SPF 100 menyaring hingga 98.3% photons. Dengan perbedaan yang sangat tipis ini, SPF 100 dikhawatirkan dapat memberikan rasa aman yang palsu sehingga kamu akan enggan untuk reapply sunscreen setiap dua jam sekali. Oleh karena itu, para dermatologis hanya menganjurkan untuk menggunakan sunscreen dengan SPF minimal 30 dan maksimal 50. 

Tenang saja, meskipun termasuk ke dalam negara tropis dengan indeks UV yang tinggi, menggunakan sunscreen dengan SPF 35 atau 50 sudah cukup melindungi kulitmu dari sinar UV, kok. Asalkan, tetap reapply setiap dua jam sekali, ya!

Tidak Perlu Pakai Sunscreen karena Moisturizer Mengandung SPF 

Hingga saat ini, masih banyak yang bingung mana sih, yang harus diaplikasikan terlebih dahulu pada skincare routine: moisturizer atau sunscreen? Selain itu, beberapa orang percaya bahwa dengan menggunakan moisturizer yang memiliki kandungan SPF dan PA, maka kulit sudah mendapatkan perlindungan UV yang baik. 

Faktanya, menggunakan moisturizer dengan kandungan SPF dan PA belum cukup melindungi kulit dari radiasi UVA dan UVB yang dipancarkan oleh matahari. Hal ini dikarenakan formula dalam moisturizer yang memang fokus untuk menjaga kelembapan kulit, bukan untuk melindungi kulit dari radiasi UV. Jadi, meskipun moisturizer atau makeup yang kamu gunakan sudah memiliki angka SPF dan PA, tetap gunakan sunscreen demi menghindari dampak buruk UV, ya! Oh ya, untuk skincare yang tepat, gunakan moisturizer terlebih dahulu hingga menyerap lalu lanjutkan dengan sunscreen.

Tidak Perlu Pakai Sunscreen saat Hujan

Mitos tentang sunscreen yang kelima adalah saat cuaca berawan atau hujan, sunscreen tidak perlu digunakan. Karena saat berawan dan hujan, matahari tidak terik seperti biasanya dan cuaca tidak panas. Jadi, banyak orang yang berasumsi dengan teduhnya cuaca, sinar UV yang dipancarkan oleh matahari tidak akan ada. 
Faktanya, sinar UV yang dipancarkan matahari tetap terpancar dan dapat memberikan dampak buruk pada kulit, lho! Hal ini dikarenakan sifat sinar UVA yang dapat terefleksikan oleh awan, air, bahkan kaca serta dapat menembus lapisan awan dan sela-sela jendela. Sinar UVA tetap memberikan dampak buruk seperti risiko penuaan dini, muncul keriput, dan hiperpigmentasi pada kulit yang tidak menggunakan sunscreen meskipun cuaca sedang berawan atau hujan. Jadi, tetap gunakan sunscreen apapun cuacanya, ya!

Baca juga: Perlukah Memakai Sunscreen di Dalam Ruangan?

Sunscreen dapat Menghalangi Manfaat Berjemur Pagi

Berjemur selama 10-15 menit pada pagi hari memiliki banyak manfaat bagi kesehatan tubuh. Mulai dari menyembuhkan penyakit kulit seperti psoriasis, menjaga tulang tetap kuat, dan masih banyak lagi. Untuk mendapatkan manfaat berjemur yang optimal, banyak yang percaya bahwa sunscreen tidak perlu digunakan karena dianggap dapat menghalangi pembentukan vitamin D dalam tubuh yang dirangsang dari sinar matahari pagi. 
Faktanya saat berjemur, sunscreen tetap perlu dikenakan khususnya pada area kulit yang lebih sensitif seperti wajah. Hal ini karena sinar UVA dan UVB yang dipancarkan oleh matahari masih dapat memberikan dampak buruknya seperti kulit kemerahan, meningkatnya sensitivitas kulit, dan lainnya. Apalagi, waktu yang dianjurkan untuk berjemur adalah pukul 09.00 - 10.00, di mana indeks UV yang dipancarkan oleh matahari sudah memiliki risiko yang tinggi.

Baca juga: 10 Manfaat Berjemur di Pagi Hari untuk Kesehatan

 

Physical Sunscreen Lebih Baik dari Chemical Sunscreen 

Tipe sunscreen untuk melindungi UV memang terbagi ke dalam dua jenis, yaitu Physical Sunscreen yang biasa disebut sebagai sunblock dan Chemical Sunscreen. Dua jenis tabir surya ini memiliki kandungan yang berbeda, serta sifat dan cara melindungi kulit dari sinar UV. 

Singkatnya, Physical Sunscreen umumnya memiliki tekstur lebih kental dan lengket, serta melindungi kulit dengan cara memantulkan sinar UV pada kulit. Sedangkan Chemical Sunscreen memiliki tekstur yang lebih ringan, serta bekerja dengan menyerap sebagian sinar UV ke dalam kulit dan mengubahnya menjadi panas. 

Tekstur Chemical Sunscreen yang lebih ringan dan nyaman di kulit sering memunculkan asumsi pada banyak orang bahwa jenis sunscreen yang satu ini lebih baik dibandingkan dengan Physical Sunscreen. 

Faktanya, kedua jenis sunscreen yaitu Chemical Sunscreen dan Physical Sunscreen sama-sama baik dalam melindungi kulit dari paparan UV. Namun, hal yang harus diperhatikan adalah ingredients dari tiap produk sunscreen itu sendiri, serta apakah formula dan teknologinya mampu melindungi kulit dari UV pada berbagai kondisi. 
Baca juga: Physical vs Chemical Sunscreen, Apa Sih Bedanya?

Sunscreen Bisa Sebabkan Jerawat

Menghindari menggunakan sunscreen karena takut memicu peradangan jerawat pada wajah? Well, mitos tentang sunscreen yang satu ini masih dipercaya banyak orang, karena menganggap semua sunscreen memiliki formula comedogenic yang dapat menutupi pori-pori, sehingga memunculkan minyak berlebih yang berujung pada peradangan jerawat. 
Faktanya, kamu bisa memilih sunscreen dengan formula non-comedogenic yang ringan di kulit sehingga formulanya tidak menyumbat pori-pori pada kulit. Jadi, kulit bisa tetap terlindungi dari sinar UV tanpa perlu ada risiko munculnya jerawat, deh!

Sunscreen Hanya Diperlukan Saat ke Pantai 

Mitos tentang sunscreen yang terakhir adalah, bahwa menggunakan sunscreen hanya diperlukan saat bermain ke pantai. Hal ini karena cuaca di pantai yang lebih terik dari lokasi lainnya, sehingga banyak orang yang takut kulitnya terbakar dan menggelap. 
Lagi lagi faktanya, meskipun kamu tidak berada di pantai, sinar UV akan selalu ada menyinari kulitmu sehingga dampak buruknya selalu mengikuti jika kamu tidak menggunakan sunscreen. Jadi, aktivitas apapun yang kamu lakukan mulai dari bersantai di rumah, berolahraga, memasak, berkebun, hingga kerja di kantor sekali pun, jangan sampai melupakan sunscreen dalam skincare routine kamu, ya!

Yup! Itu dia beberapa mitos tentang sunscreen serta fakta sebenarnya yang perlu kamu tahu. Jadi, jangan sampai deh, kamu kelupaan menggunakan sunscreen demi menjaga kulit tetap sehat dan awet muda di setiap aktivitas. Nah, untuk menjaga kulitmu tetap terlindungi dari sinar UV dengan nyaman, kamu bisa menggunakan ANESSA Sunscreen, hybrid sunscreen asal Jepang yang memiliki formula ringan dan perlindungan UV yang maksimal. Jadi, kamu bisa tetap beraktivitas dengan nyaman, deh!

 

Glosarium

Indeks UV        : Angka tanpa satuan untuk menjelaskan tingkat paparan radiasi sinar ultraviolet yang berkaitan dengan kesehatan manusia

Physical Sunscreen     : Tabir surya terbuat dari bahan-bahan mineral, bekerja dengan cara membuat lapisan pelindung UV pada kulit

Chemical Sunscreen     : Tabir surya  terbuat dari senyawa kimia, bekerja dengan cara menyerap sinar UV dalam kulit dan mengubahnya menjadi panas 

Hybrid Sunscreen    : Perpaduan chemical dan physical sunscreen, menggabungkan keunggulan dari keduanya