Perlukah Pakai Sunscreen Saat Musim Hujan? Ini Penjelasan Dermatolog!
Penggunaan sunscreen seringkali dikaitkan dengan perlindungan kulit dari teriknya sinar matahari. Namun saat cuaca mendung atau musim hujan tiba, banyak orang yang mengabaikan pemakaian sunscreen karena mengira sinar matahari tidak lagi berisiko bagi kulit. Padahal menurut para dermatolog, anggapan tersebut keliru.
Meskipun langit tampak tertutup awan dan hujan turun, sinar ultraviolet (UV) tetap dapat menembus lapisan awan dan memengaruhi kondisi kulit. Bahkan, beberapa penelitian menemukan bahwa 80% paparan sinar UV justru bisa meningkat saat cuaca berawan, karena awan dapat memantulkan dan menyebarkan sinar UV sehingga intensitasnya semakin tinggi.
Kali ini, bersama dr. Vidyani Adiningtyas, SpDv, kita akan menjawab pertanyaan penting: apakah tetap perlu memakai sunscreen saat musim hujan? Simak penjelasan lengkapnya agar kamu memahami pentingnya perlindungan kulit di segala kondisi cuaca.

Profil Dokter :
“dr. Vidyani Adiningtyas, Sp.DV merupakan dokter yang berpraktik di Brawijaya Duren Tiga. Beliau tergabung dalam Ikatan Dokter Indonesia (IDI) serta Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI).
Pendidikan Spesialis Dermatologi dan Venereologi ditempuhnya di Universitas Airlangga. Layanan yang diberikan meliputi konsultasi terkait kesehatan kulit maupun kelamin.”
Mengapa Kita Tetap Perlu Memakai Sunscreen Saat Hujan?
Meskipun hujan atau langit tampak mendung, pancaran sinar ultraviolet (UV) tetap menembus bumi dan sama dampaknya pada kulit seperti saat cuaca panas. Sinar UV terbagi menjadi dua jenis utama yaitu UVA dan UVB. Sinar UVB biasanya menjadi penyebab kulit terbakar dan intensitasnya memang menurun saat cuaca mendung. Namun, sinar UVA tetap aktif bahkan saat hujan. Ia menembus lebih dalam ke lapisan kulit dan menjadi pemicu utama penuaan dini serta kerusakan kolagen.
Sinar UVA masih dapat menembus awan dan bahkan kaca jendela, sehingga kulit tetap terpapar meskipun tidak terasa panas. Itulah sebabnya seseorang masih bisa mengalami tanning ringan meski cuaca tampak mendung. Jadi, menggunakan sunscreen saat hujan bukanlah tindakan berlebihan apalagi sia-sia, melainkan langkah cerdas untuk menjaga kesehatan dan elastisitas kulit dalam jangka panjang.
Dampak Tidak Memakai Sunscreen di Musim Hujan
Setelah tahu bahwa radiasi UV masih ada meski hujan, kebiasaan memakai sunscreen sebaik tidak ditinggalkan. Terdapat beberapa risiko jangka panjang yang terjadi bila abai pemakaiannya, seperti:
-
Munculnya flek hitam dan penuaan dini akibat paparan UVA yang merusak kolagen dan elastin kulit.
-
Kulit menjadi kusam dan kering karena sinar UV dapat menurunkan kelembapan alami kulit meskipun udara terasa lembap.
-
Rusaknya skin barrier (lapisan pelindung kulit), terutama akibat paparan UVA harian yang menembus hingga lapisan dermis kulit.
-
Risiko kanker kulit besar kemungkinan dapat terjadi apabila skin barrier terus-menerus melemah akibat paparan sinar UV tanpa perlindungan, terutama sinar UVB yang mampu merusak DNA sel kulit. Dalam jangka panjang, kerusakan ini bisa memicu mutasi sel dan meningkatkan potensi munculnya karsinoma atau melanoma, dua jenis kanker kulit yang paling umum.
Jadi, hujan bukanlah pelindung alami dari sinar UV. Justru, paparan yang terjadi setiap hari tanpa disadari bisa mengakibatkan penuaan dini dan membuat kulit lebih sensitif.
Tips Memakai Sunscreen Saat Musim Hujan
Agar tidak terasa berat di wajah, kamu perlu menerapkan beberapa tips berikut agar tidak salah memilih dan memakai sunscreen di musim hujan:
-
Pilih sunscreen bertekstur ringan, cepat meresap, dan tidak lengket agar tetap nyaman meski udara lembap.
-
Gunakan sunscreen dengan SPF 30 sampai 50 dan minimal PA+++ untuk perlindungan optimal dari sinar UVA dan UVB. Gunakan sepanjang 2 jari pada wajah dan sepanjang 1 jari untuk leher.
-
Reapply setiap 2 sampai 3 jam sekali terutama jika wajah terkena air atau hujan agar perlindungan tetap maksimal. Supaya reapply efektif, cari tahu cara pengaplikasiannya yang benar di sini.
-
Pilih varian yang water resistant supaya filter UV tidak mudah luntur saat kulit terkena percikan air.
Untuk hasil terbaik, kamu bisa mencoba sunscreen bertekstur gel atau hybrid serta yang mengandung skincare ingredients seperti Hyaluronic Acid (melembapkan), Niacinamide (melawan penuaan dini) atau sesuaikan dengan kebutuhan kulit.

“Niacinamide juga membantu dalam menjaga skin barrier, repair kerusakan kulit akibat sinar matahari, mengurangi peradangan atau inflamasi dan mengurangi darkspot. Sementara Hyaluronic Acid membantu menjaga skin barrier, hidrasi, dan soothing”
Baca Juga: Arti SPF dan PA++++ pada Sunscreen: Fungsi, Perbedaan, dan Angka yang Tepat Menurut Dermatolog
Jenis Sunscreen Apa yang Paling Cocok Digunakan di Musim Hujan?
Selain memerhatikan tekstur dan skincare ingredients, pertimbangkan juga jenis sunscreen dengan label klaim waterproof atau water resistant dan mengandung perlindungan broad spectrum (UVA & UVB).
Apakah Memakai Payung atau Jas Hujan Sudah Cukup Melindungi Kulit?
Payung dan jas hujan menjadi pelindung tambahan, karena hanya melindungi dari luar. Sementara sunscreen tetap menjadi proteksi utama sebab perlindungannya mencakup lapisan kulit terluar sampai terdalam untuk menghindari risiko kesehatan kulit.
Maka dari itu, memakai sunscreen saat hujan sama pentingnya dengan saat cuaca cerah. Meskipun langit tampak mendung dan sinar matahari tidak terasa menyengat, sinar UVA tetap mampu menembus awan, kaca, bahkan permukaan air, lalu mencapai kulit tanpa disadari. Membangun kebiasaan memakai sunscreen tanpa peduli cuaca berperan besar dalam menjaga kesehatan kulit, mencegah penuaan dini, serta mempertahankan elastisitas alami kulit. Jadi, jadikan sunscreen sebagai langkah perawatan kulit wajib setiap hari, ya.