Bahaya Sinar Ultraviolet (UV) Bagi Kulit, Khususnya Skin Barrier
Bahaya sinar ultraviolet (UV) menimbulkan ancaman ganda pada kulit dengan meningkatkan kerusakan dan meminimalisasi kemampuan kulit kita untuk bertahan dari risikonya, akibat skin barrier yang rusak.
Hal ini tentu berbahaya karena jika skin barrier rusak, kulit bisa berisiko mengalami berbagai masalah seperti jerawat, kulit kering, fotosensitivitas yang meningkat, dan lainnya.
Artikel ini akan menjelaskan dengan lengkap jenis radiasi UV yang dipancarkan oleh sinar matahari, serta bahaya radiasi sinar ultraviolet (UV ) yang dapat merusak kulit serta skin barrier.
Jenis-Jenis Radiasi Sinar Ultraviolet (UV)
Sinar matahari memang bermanfaat untuk mendorong produksi Vitamin D yang baik bagi tubuh dan kesehatan. Namun, tidak hanya hal tersebut, sinar matahari juga memancarkan radiasi elektromagnetik yang bisa disebut sebagai sinar ultraviolet atau sinar UV. Sinar UV sendiri, terbagi ke dalam tiga jenis yaitu UVA, UVB, dan UVC yang memiliki panjang gelombang berbeda.
- Pertama, merupakan sinar UVA dengan panjang gelombang terpanjang yaitu 315-400 nm.
- Kedua, sinar UVB yang memiliki panjang gelombang lebih pendek dari sinar UVA yaitu 280 - 325 nm.
- Ketiga, sinar UVC. Mungkin, sebagian orang masih awam dengan jenis radiasi yang satu ini. Hal ini dikarenakan sinar UVC bereaksi pada lapisan ozon terluar sehingga tidak dapat mencapai permukaan dan dianggap tidak menimbulkan risiko gangguan pada kulit.
Bagaimana Kulit Kita Terekspos Radiasi Sinar Ultraviolet (UV)
Sebagai negara tropis, Indonesia memiliki paparan sinar UV yang tinggi sepanjang tahunnya. Hal ini didukung oleh data Indeks UV dari BMKG yang menyebutkan bahwa pada pukul 09.00 - 16.00, risiko bahaya sinar ultraviolet (UV) yang dipancarkan di seluruh wilayah Indonesia masuk dalam kategori berbahaya - sangat berbahaya. Lebih detilnya sebagai berikut:
- Skala 0-2: Risiko bahaya sinar UV rendah. Meskipun demikian, menggunakan sunscreen tetap dianjurkan bagi kamu yang memiliki kulit sensitif.
- Skala 3-5: Risiko bahaya sinar UV sedang
- Skala 6-7: Risiko bahaya sinar UV tinggi.
- Skala 8-10: Risiko bahaya sinar UV sangat tinggi
- Skala 11: Risiko bahaya sinar UV sangat ekstrim
Nah, dapat dilihat bahwa rata-rata wilayah di Indonesia memiliki risiko bahaya sinar ultravilet (UV) pada skala 6-11. Jadi, menggunakan sunscreen dan reapply setiap 2 jam sekali sangatlah dibutuhkan. Nah, penggunaan sunscreen ini juga tidak hanya dilakukan jika kamu berkegiatan di luar ruangan saja, ya!
Kamu masih tetap membutuhkan sunscreen meskipun cuaca mendung ataupun sedang beraktivitas di dalam ruangan saja. Hal ini dikarenakan sinar UVA yang dapat menembus awan mendung, kaca, dan sela-sela pintu sehingga kulit masih memiliki risiko buruk dari sinar UVA.
Tidak hanya melalui sinar matahari, sinar UVA dan UVB juga bisa didapatkan melalui teknologi buatan manusia. Berikut beberapa di antaranya:
- Tanning bed dapat memancarkan sinar UV buatan untuk membuat warna kulit menjadi lebih gelap. Meskipun demikian, menggunakan sunscreen tetaplah diperlukan untuk menghindari berbagai risiko buruk seperti kulit kering, kusam dan lainnya.
- Terapi Sinar UV seringkali digunakan bagi beberapa orang yang mengalami masalah kulit seperti psoriasis. Sebelum menjalani terapi, menggunakan sunscreen juga tetap dianjurkan.
- Lampu dan layar gadget. Walaupun blue light effect tidak seberbahaya sinar UV langsung, hal ini juga dianggap dapat memancarkan radiasi sinar UV. Jadi, pastikan kamu menggunakan sunscreen dan melalukan reapply setiap 2 jam sekali, ya.
Baca Juga : Intip Cara Reapply Sunscreen agar Kulit Terlindungi dari Sinar UV
Bahaya Radiasi Sinar Ultraviolet (UV) pada Kesehatan dan Skin Barrier
Salah satu dampak buruk dan bahaya yang paling terkenal dari sinar ultraviolet (UV) adalah kemampuannya membuat kulit terbakar dan menggelap. Padahal, dampak buruk dari sinar UVA maupun UVB tidak hanya sebatas itu saja, lho. Masih banyak bahaya yang bisa dirasakan dalam jangka waktu pendek atau panjang. Agar dapat memahaminya dengan baik, perhatikan penjelasannya di bawah ini ya!
- Sinar Ultraviolet A (UVA) memberikan dampak buruk dan bahaya dalam jangka panjang, yang bisa dirasakan di kemudian hari. Di antaranya adalah kulit menjadi kering, kusam, berkurangnya elastisitas kulit, penuaan dini, serta risiko kanker kulit.
- Sinar Ultraviolet B (UVB) memberikan dampak buruk jangka pendek, yang bisa langsung dirasakan begitu kulit terpapar oleh sinar matahari dalam waktu lama. Di antaranya adalah kulit menggelap dan terbakar, muncul freckles, terjadi hiperpigmentasi (warna kulit tidak merata/belang diwajah).
Sinar UVB juga dinilai dapat merusak skin barrier pada kulit. Menurut penelitian pada tahun 2012, sinar UVB mampu mencapai lapisan bernama Stratum Corneum (SC) yang berada pada lapisan epidermis.
Sinar UVB yang mencapai lapisan SC ini dapat mengganggu penghalang kulit (skin barrier), menurunkan hidrasi, dan pengurangan tingkat air pada lapisan tersebut. Akibatnya, kemampuan perlindungan alami yang dimiliki kulit dapat menurun, mengakibatkan masalah pada kulit (jerawat, bruntusan, kulit kemerahan, alergi dan lainnya) lebih mudah muncul.
Skincare Routines untuk Menjaga Skin Barrier dari Bahaya Sinar Ultraviolet (UV)
Menjaga kesehatan kulit, termasuk skin barrier sangatlah penting dilakukan untuk memastikan kulit tetap awet muda dan terhindar dari berbagai masalah. Hal ini bisa dilakukan dengan menerapkan pola hidup sehat seperti mencukupi kebutuhan air putih, istirahat yang cukup, serta mengonsumsi makanan bergizi. Selain itu, kamu juga bisa merawatnya dari luar dengan beberapa skincare routine berikut:
1. Selalu Pakai Sunscreen
Hal utama yang perlu kamu lakukan setiap hari adalah menggunakan sunscreen saat kamuu beraktivitas setiap hari di dalam ruangan maupun di luar ruangan atau bahkan saat cuaca mendung. Pasalnya, sinar UV menjadi salah satu faktor utama skin barrier pada kulit rusak. Pastikan kamu menggunakan sunscreen terbaik dengan proteksi yang kuat, serta nyaman digunakan sehingga tidak mengganggu aktivitas sehari-hari.
2. Pakai Sunscreen dengan Kuantitas yang Tepat
Pengaplikasian sunscreen juga memerlukan takaran yang tepat agar perlindungannya optimal pada kulitmu. Sebab jumlah yang terlalu sedikit tidak akan melindungi kulit secara efektif, jadi pastikan kamu menggunakannya secara merata di area wajah dan seluruh area tubuh yang terpapar sinar matahari.
3. Rutin Double Cleansing
Membersihkan wajah dengan metode double cleansing setelah selesai beraktivitas, agar kulit tetap terjaga kebersihannya dan terhindar dari debu serta polusi yang menempel.
4. Menggunakan Pelembap
Agar kulit tetap terjaga kelembapannya, kamu bisa menggunakan moisturizer atau pelembap sebelum menggunakan sunscreen. Namun, jika kamu tidak menyukai skincare steps yang begitu panjang, kamu bisa melewati step ini dengan menggunakan ANESSA Sunscreen, lho! Kok, bisa?
Tak Perlu Takut Bahaya Sinar Ultraviolet (UV), Proteksi Dengan ANESSA Sunscreen!
Salah satu tips untuk menjaga skin barrier adalah dengan menggunakan sunscreen setiap hari. Nah, kamu bisa mengandalkan ANESSA Beauty Sunscreen untuk melindungi kulit dari bahaya sinar ultraviolet (UV), nih! ANESSA Beauty Sunscreen merupakan sunscreen No. 1 di Jepang selama 20 tahun berturut-turut yang dapat melindungi kulit dari sinar UV dengan optimal. Hal ini dikarenakan SPF 50+ serta PA++++ di dalamnya, serta inovasi Triple Defense Technology yang dimiliki oleh ANESSA.
Selain memiliki perlindungan yang kuat, ANESSA Beauty Sunscreen juga dilengkapi dengan 50% Skincare Ingredients yang mampu menutrisi dan merawat kulitmu, lho! Beberapa kandungan skincare tersebut ialah Kyoto Uji Green Tea, Yellow Flower Extract, Super Hyaluronic Acid dan Collagen berfungsi untuk mencegah radikal bebas dari sinar UV, mencegah terjadinya penuaan pada kulit, serta melembapkan kulit dengan maksimal. Sehingga, kamu bisa melewati penggunaan moisturizer, deh!